Gambar Sampul Agama Katolik · Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan
Agama Katolik · Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan
Maman Sutarman

22/08/2021 07:50:37

SMA 10 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

C.

Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan

Pada usia remaja, seseorang mengalami pertumbuhan jasmaniah dan

rohaniah yang sangat besar. Mereka mengalami adanya dorongan-dorongan dan

daya-daya tertentu dalam dirinya, khususnya daya tarik terhadap lawan jenisnya.

Daya tarik terhadap lawan jenis ini sering belum disadari secara penuh oleh para

remaja sebagai hal yang luhur, indah, wajar, dan manusiawi. Ketidaktahuan dan

ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik terhadap lawan jenis ini

dapat menyebabkan remaja tidak pandai menempatkan diri dalam pergaulan

antar-jenis. Bahkan, pergaulan antar-jenis di kalangan para remaja sering

“menyimpang”. Karena itulah, para remaja memerlukan bimbingan agar mereka

memiliki pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakikat kepriaan

dan kewanitaan serta daya tarik terhadap lawan jenisnya. Dengan demikian, para

remaja dapat menghargai dirinya sendiri dan lawan jenisnya (pria dan wanita)

sebagai ciptaan Tuhan yang indah, luhur, dan suci.

Dalam pembahasan ini kalian akan diajak untuk menyadari bahwa laki-

laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan

menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan

sama ( Kejadian 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan

kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam karyaNya yang agung.

Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (

communio

) dan bekerja sama

dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat manusia

(Kejadian 1, 31).

Doa Pembuka

Allah Bapa Yang Mahabaik,

Engkau menciptakan kami sebagai laki-laki dan perempuan

Semartabat, secitra dan sederajat

Sekalipun kami memiliki kekhasan dan perbedaan,

Engkau tetap menghendaki kami bersatu dan saling melengkapi

Engkau mencintai kami dan memanggil kami

untuk senantiasa saling membantu dan mengembangkan,

sehingga kami semakin sempurna.

Berkatilah kami, ya Tuhan

Supaya kami tidak kenal lelah

Selalu mengusahakan yang terbaik

dan menjunjung martabat satu sama lain

sesuai dengan kehendakMu. Amin

21

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

1.

Mengamati Ketidakadilan Menyangkut Peranan dan Tugas

Wanita dalam Masyarakat

Kalian mungkin pernah menemukan perbedaan pandangan dan sekaligus

perlakuan yang berkaitan dengan peran laki-laki dan perempuan. Di daerah

tertentu laki-laki sedemikian berkuasa, tetapi di daerah lain sebaliknya. Dan itu

semua berdampak pada segi-segi yang lain, misalnya: perkawinan, pekerjaan,

harta warisan, dan sebagainya. Bagaimana seharusnya ?

Simaklah artikel berikut ini!

Adat Mengondisikan Perempuan di Bawah Pria

Adat menempatkan perempuan adalah ibu yang memberikan segala-

galanya. Sementara pria adalah kepala rumah tangga yang diidentikkan

dengan seorang kepala perang, penguasa atas keluarga.

Direktris Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan

Anak-anak (LP3A), Dra Selfi Sanggenafa, Jumat (31/1), mengatakan, adat

tidak mengajarkan kekerasan suami terhadap perempuan. Tetapi, kondisi

yang dibangun melalui sistem adat tradisional telah memosisikan perempuan

di bawah tekanan dan kekerasan suami.

Sebagai perempuan yang hidup dalam sistem adat masyarakat tertentu

harus pasrah, tabah, dan sabar atas setiap situasi di dalam keluarga, termasuk

menerima semua bentuk kekerasan dan kekejaman suami terhadap istri dan

anak-anak di dalam keluarga. Sikap seperti ini dinilai adat sebagai sikap

perempuan yang beretika, tahu diri, menghormati adat, membawa rezeki, dan

melahirkan keturunan yang beruntung.

Sikap pasrah dan menerima ini masih mendominasi 90 persen perempuan,

termasuk mereka yang sudah berpendidikan tinggi. Walau perempuan itu

seorang pejabat, tetapi di rumah ia masih harus rela menerima perlakuan

kasar suami dan menghormati suami seperti perempuan tradisional lain.

Hampir semua perempuan dalam keluarga memiliki semacam perasaan

“wajib” menerima kekerasan dari suami dan keluarga suami. Sikap ini

diturunkan dari generasi ke generasi melalui sosialisasi ibu kepada putrinya.

Saat kecil ibu sudah mengajarkan bagaimana bersikap sopan terhadap

saudara laki-laki dan menjelang dewasa perempuan diberi pengertian

mengenai sikap sopan terhadap suami. Tetapi, pria jarang diajarkan sikap

sopan terhadap perempuan di rumah.

22

Kelas X SMA/SMK

Salah satu penyebab terpenting sikap pasrah istri terhadap suami adalah

mas kawin. Makin tinggi nilai mas kawin, beban moril yang ditanggung istri

makin tinggi. Istri merasa seakan-akan “dibayar mahal”. Karena itu, seluruh

diri, jiwa raganya harus dibaktikan untuk melayani seluruh kebutuhan suami,

termasuk anggota keluarga suami.

http://groups.yahoo.com/neo/groups/beritalingkungan/conversations/topics/4841

Setelah membaca artikel tersebut di atas, diskusikan dalam

kelompokmu: tanggapan atas artikel tersebut? Bagaimana kedudukan

antara laki-laki dan perempuan di daerahmu?

Judul artikel di atas seolah memosisikan yang satu lebih hebat dari

yang lain. Coba diskusikan dalam kelompokmu: laki-laki mempunyai

keunggulan dalam hal apa dan kelemahan dalam hal apa; dan juga

perempuan unggul dalam hal apa dan lemah dalam hal apa?

Dari berbagai hal yang kalian ungkapkan sebagai keunggulan dan

kelemahan, baik laki-laki atau perempuan, manakah yang sungguh-

sungguh mencirikan identitas sebagai laki-laki, dan identitas sebagai

perempuan?

Tugas Kelompok

Untuk melengkapi informasi tentang kekhasan laki-laki dan perempuan,

kelian bisa mencarinya dari berbagai sumber, atau bertanya

2.

Mendalami Ajaran Kitab Suci tentang Kedudukan Laki-laki

dan Perempuan.

Bacalah kutipan dari kitab Kejadian 2: 18 - 23 berikut dengan seksama:

18

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.

Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

19

Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala

burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat,

bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu

kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.

20

Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung

di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak

menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.

23

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

21

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur,

TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat

itu dengan daging.

22

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-

Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

23

Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging

dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”

Rumuskan pesan kutipan di atas, dengan memperhatikan beberapa hal

berikut: Siapa yang menghendaki supaya manusia (laki-laki) tidak seorang

diri? Kira-kira mengapa? Siapa yang menjadikan penolong bagi laki-laki?

Apakah yang satu lebih tinggi dari yang lain? Lihat ayat 20... apakah

ternak burung sepadan dengan manusia? Lihat pula ayat 23.... apakah ini

pengakuan sederajat atau menganggap yang satu lebih hebat dari yang lain?

Rangkailah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kecil itu menjadi jawaban.

Tugas

3.

Menghayati Kesederajatan Perempuan dan Laki-laki

a.

Pertimbangkan beberapa gagasan berikut:

Banyak orang bila berbicara tentang kesederajatan antara perempuan

dan laki-laki, sering terbatas pada masalah pembagian tugas atau fungsi.

Maka banyak orang begitu yakin, bahwa kepala keluarga itu harus seorang

bapak. Sekalipun sang bapak itu pengangguran dan yang berjuang mati-

matian mencari nafkah sang istri, tetap saja bapak yang kepala keluarga.

Ibu bertugas beres-beres rumah, dan sebagainya.

Banyak laki-laki ketika berbicara soal kesederajatan, lebih berfokus

pada apa yang seharusnya seorang perempuan perbuat baginya. Dan

sebaliknya, perempuan berpikir apa yang seharusnya laki-laki perbuat

baginya. Selama manusia berpikir seperti itu, maka kesederajatan sulit

diwujudkan.

Sebaliknya kesederajatan akan terwujud bila orang berpikir secara baru.

Pikiran baru itu adalah ketika laki-laki mampu berkata: perempuan

diciptakan Tuhan sebagai penolong saya, berarti dia (perempuan)

itu adalah bukti cinta Tuhan pada saya. Tuhan menghendaki saya

berkembang lewat bantuan dia, maka saya akan menghormati dan

24

Kelas X SMA/SMK

melakukan apapun yang terbaik bagi dia. Bila saya menghormati dan

mengasihi dia, saya pun mencintai Tuhan. Demikian pula sebaliknya:

perempuan berkata: saya telah diciptakan Tuhan sebagai penolong dia,

maka saya akan menghormati dan melakukan apa saja yang terbaik bagi

dia, sebab hal itu merupakan wujud saya mengasihi Tuhan.

Pikiran-pikiran semacam itu dapat diwujudkan melalui contoh berikut:

Remaja laki-laki tidak akan merasa gengsi bila terbiasa mau membantu

keluarga mencuci piring atau masak.

b.

Panggilan Tuhan atas laki-laki atau perempuan adalah: masing-masing

berkembang dan mengembangkan diri menjadi laki-laki sejati dan perempuan

sejati. Pikirkan dan tuliskan: sikap dan keterampilan apa saja yang harus

kalian kembangkan agar menjadi laki-laki atau perempuan sejati?

c.

Mengungkapkan syukur atas jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang

saling melengkapi dan sederajat dalam bentuk doa, atau puisi.

Untuk dipahami

Laki-laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya

diciptakan menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa Allah

yang satu dan sama (Kejadian 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi

kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam

karyaNya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan

(

communio

) dan bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta

pelestarian generasi umat manusia (Kejadian 1, 31).

Laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat

jelas dalam bentuk pria dan wanita. Tetapi juga kelihatan dalam seluruh

kemanusiaannya, seperti: perasaan, cara berpikir, dan cara menghadapi

kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan mengatakan: “Tidak baik, kalau manusia

itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan

dengan dia” (Kejadian 2: 18).

Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi

teman hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik,

kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong

baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2: 18). Untuk menyatakan

bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka

Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk

pria itu.

25

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Doa Penutup

Daraskan Mazmur 113 berikut ini secara bergantian!

Tuhan Meninggikan Orang yang Rendah

1

Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN!

2

Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.

3

Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama

TUHAN.

4

TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.

5

Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,

6

yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

7

Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang

yang miskin dari lumpur,

8

untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-

sama dengan para bangsawan bangsanya.

9

Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-

anak, penuh sukacita. Haleluya!

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

26

Kelas X SMA/SMK