Halaman
C.
Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
Pada usia remaja, seseorang mengalami pertumbuhan jasmaniah dan
rohaniah yang sangat besar. Mereka mengalami adanya dorongan-dorongan dan
daya-daya tertentu dalam dirinya, khususnya daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Daya tarik terhadap lawan jenis ini sering belum disadari secara penuh oleh para
remaja sebagai hal yang luhur, indah, wajar, dan manusiawi. Ketidaktahuan dan
ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik terhadap lawan jenis ini
dapat menyebabkan remaja tidak pandai menempatkan diri dalam pergaulan
antar-jenis. Bahkan, pergaulan antar-jenis di kalangan para remaja sering
“menyimpang”. Karena itulah, para remaja memerlukan bimbingan agar mereka
memiliki pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakikat kepriaan
dan kewanitaan serta daya tarik terhadap lawan jenisnya. Dengan demikian, para
remaja dapat menghargai dirinya sendiri dan lawan jenisnya (pria dan wanita)
sebagai ciptaan Tuhan yang indah, luhur, dan suci.
Dalam pembahasan ini kalian akan diajak untuk menyadari bahwa laki-
laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan
menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan
sama ( Kejadian 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan
kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam karyaNya yang agung.
Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (
communio
) dan bekerja sama
dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat manusia
(Kejadian 1, 31).
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahabaik,
Engkau menciptakan kami sebagai laki-laki dan perempuan
Semartabat, secitra dan sederajat
Sekalipun kami memiliki kekhasan dan perbedaan,
Engkau tetap menghendaki kami bersatu dan saling melengkapi
Engkau mencintai kami dan memanggil kami
untuk senantiasa saling membantu dan mengembangkan,
sehingga kami semakin sempurna.
Berkatilah kami, ya Tuhan
Supaya kami tidak kenal lelah
Selalu mengusahakan yang terbaik
dan menjunjung martabat satu sama lain
sesuai dengan kehendakMu. Amin
21
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1.
Mengamati Ketidakadilan Menyangkut Peranan dan Tugas
Wanita dalam Masyarakat
Kalian mungkin pernah menemukan perbedaan pandangan dan sekaligus
perlakuan yang berkaitan dengan peran laki-laki dan perempuan. Di daerah
tertentu laki-laki sedemikian berkuasa, tetapi di daerah lain sebaliknya. Dan itu
semua berdampak pada segi-segi yang lain, misalnya: perkawinan, pekerjaan,
harta warisan, dan sebagainya. Bagaimana seharusnya ?
Simaklah artikel berikut ini!
Adat Mengondisikan Perempuan di Bawah Pria
Adat menempatkan perempuan adalah ibu yang memberikan segala-
galanya. Sementara pria adalah kepala rumah tangga yang diidentikkan
dengan seorang kepala perang, penguasa atas keluarga.
Direktris Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan
Anak-anak (LP3A), Dra Selfi Sanggenafa, Jumat (31/1), mengatakan, adat
tidak mengajarkan kekerasan suami terhadap perempuan. Tetapi, kondisi
yang dibangun melalui sistem adat tradisional telah memosisikan perempuan
di bawah tekanan dan kekerasan suami.
Sebagai perempuan yang hidup dalam sistem adat masyarakat tertentu
harus pasrah, tabah, dan sabar atas setiap situasi di dalam keluarga, termasuk
menerima semua bentuk kekerasan dan kekejaman suami terhadap istri dan
anak-anak di dalam keluarga. Sikap seperti ini dinilai adat sebagai sikap
perempuan yang beretika, tahu diri, menghormati adat, membawa rezeki, dan
melahirkan keturunan yang beruntung.
Sikap pasrah dan menerima ini masih mendominasi 90 persen perempuan,
termasuk mereka yang sudah berpendidikan tinggi. Walau perempuan itu
seorang pejabat, tetapi di rumah ia masih harus rela menerima perlakuan
kasar suami dan menghormati suami seperti perempuan tradisional lain.
Hampir semua perempuan dalam keluarga memiliki semacam perasaan
“wajib” menerima kekerasan dari suami dan keluarga suami. Sikap ini
diturunkan dari generasi ke generasi melalui sosialisasi ibu kepada putrinya.
Saat kecil ibu sudah mengajarkan bagaimana bersikap sopan terhadap
saudara laki-laki dan menjelang dewasa perempuan diberi pengertian
mengenai sikap sopan terhadap suami. Tetapi, pria jarang diajarkan sikap
sopan terhadap perempuan di rumah.
22
Kelas X SMA/SMK
Salah satu penyebab terpenting sikap pasrah istri terhadap suami adalah
mas kawin. Makin tinggi nilai mas kawin, beban moril yang ditanggung istri
makin tinggi. Istri merasa seakan-akan “dibayar mahal”. Karena itu, seluruh
diri, jiwa raganya harus dibaktikan untuk melayani seluruh kebutuhan suami,
termasuk anggota keluarga suami.
http://groups.yahoo.com/neo/groups/beritalingkungan/conversations/topics/4841
Setelah membaca artikel tersebut di atas, diskusikan dalam
kelompokmu: tanggapan atas artikel tersebut? Bagaimana kedudukan
antara laki-laki dan perempuan di daerahmu?
Judul artikel di atas seolah memosisikan yang satu lebih hebat dari
yang lain. Coba diskusikan dalam kelompokmu: laki-laki mempunyai
keunggulan dalam hal apa dan kelemahan dalam hal apa; dan juga
perempuan unggul dalam hal apa dan lemah dalam hal apa?
Dari berbagai hal yang kalian ungkapkan sebagai keunggulan dan
kelemahan, baik laki-laki atau perempuan, manakah yang sungguh-
sungguh mencirikan identitas sebagai laki-laki, dan identitas sebagai
perempuan?
Tugas Kelompok
Untuk melengkapi informasi tentang kekhasan laki-laki dan perempuan,
kelian bisa mencarinya dari berbagai sumber, atau bertanya
2.
Mendalami Ajaran Kitab Suci tentang Kedudukan Laki-laki
dan Perempuan.
Bacalah kutipan dari kitab Kejadian 2: 18 - 23 berikut dengan seksama:
18
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.
Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
19
Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala
burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat,
bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu
kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
20
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung
di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak
menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
23
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
21
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur,
TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat
itu dengan daging.
22
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-
Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
23
Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging
dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.”
Rumuskan pesan kutipan di atas, dengan memperhatikan beberapa hal
berikut: Siapa yang menghendaki supaya manusia (laki-laki) tidak seorang
diri? Kira-kira mengapa? Siapa yang menjadikan penolong bagi laki-laki?
Apakah yang satu lebih tinggi dari yang lain? Lihat ayat 20... apakah
ternak burung sepadan dengan manusia? Lihat pula ayat 23.... apakah ini
pengakuan sederajat atau menganggap yang satu lebih hebat dari yang lain?
Rangkailah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kecil itu menjadi jawaban.
Tugas
3.
Menghayati Kesederajatan Perempuan dan Laki-laki
a.
Pertimbangkan beberapa gagasan berikut:
•
Banyak orang bila berbicara tentang kesederajatan antara perempuan
dan laki-laki, sering terbatas pada masalah pembagian tugas atau fungsi.
Maka banyak orang begitu yakin, bahwa kepala keluarga itu harus seorang
bapak. Sekalipun sang bapak itu pengangguran dan yang berjuang mati-
matian mencari nafkah sang istri, tetap saja bapak yang kepala keluarga.
Ibu bertugas beres-beres rumah, dan sebagainya.
•
Banyak laki-laki ketika berbicara soal kesederajatan, lebih berfokus
pada apa yang seharusnya seorang perempuan perbuat baginya. Dan
sebaliknya, perempuan berpikir apa yang seharusnya laki-laki perbuat
baginya. Selama manusia berpikir seperti itu, maka kesederajatan sulit
diwujudkan.
•
Sebaliknya kesederajatan akan terwujud bila orang berpikir secara baru.
Pikiran baru itu adalah ketika laki-laki mampu berkata: perempuan
diciptakan Tuhan sebagai penolong saya, berarti dia (perempuan)
itu adalah bukti cinta Tuhan pada saya. Tuhan menghendaki saya
berkembang lewat bantuan dia, maka saya akan menghormati dan
24
Kelas X SMA/SMK
melakukan apapun yang terbaik bagi dia. Bila saya menghormati dan
mengasihi dia, saya pun mencintai Tuhan. Demikian pula sebaliknya:
perempuan berkata: saya telah diciptakan Tuhan sebagai penolong dia,
maka saya akan menghormati dan melakukan apa saja yang terbaik bagi
dia, sebab hal itu merupakan wujud saya mengasihi Tuhan.
•
Pikiran-pikiran semacam itu dapat diwujudkan melalui contoh berikut:
Remaja laki-laki tidak akan merasa gengsi bila terbiasa mau membantu
keluarga mencuci piring atau masak.
b.
Panggilan Tuhan atas laki-laki atau perempuan adalah: masing-masing
berkembang dan mengembangkan diri menjadi laki-laki sejati dan perempuan
sejati. Pikirkan dan tuliskan: sikap dan keterampilan apa saja yang harus
kalian kembangkan agar menjadi laki-laki atau perempuan sejati?
c.
Mengungkapkan syukur atas jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang
saling melengkapi dan sederajat dalam bentuk doa, atau puisi.
Untuk dipahami
•
Laki-laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya
diciptakan menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
yang satu dan sama (Kejadian 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka dianugerahi
kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam
karyaNya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan
(
communio
) dan bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta
pelestarian generasi umat manusia (Kejadian 1, 31).
•
Laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat
jelas dalam bentuk pria dan wanita. Tetapi juga kelihatan dalam seluruh
kemanusiaannya, seperti: perasaan, cara berpikir, dan cara menghadapi
kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan mengatakan: “Tidak baik, kalau manusia
itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia” (Kejadian 2: 18).
•
Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi
teman hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik,
kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong
baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2: 18). Untuk menyatakan
bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka
Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk
pria itu.
25
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Doa Penutup
Daraskan Mazmur 113 berikut ini secara bergantian!
Tuhan Meninggikan Orang yang Rendah
1
Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN!
2
Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.
3
Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama
TUHAN.
4
TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
5
Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi,
6
yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
7
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang
yang miskin dari lumpur,
8
untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-
sama dengan para bangsawan bangsanya.
9
Ia mendudukkan perempuan yang mandul di rumah sebagai ibu anak-
anak, penuh sukacita. Haleluya!
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
26
Kelas X SMA/SMK